GAIDOTRAVEL.COM – Putri Fahda binti Falah Al-Hithlain adalah istri ketiga dari Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, penguasa Kerajaan Arab Saudi. Dia juga merupakan ibu kandung Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS).
Sebuah laporan intelijen Amerika Serikat (AS) pada tahun 2017 mengeklaim Putri Fahda ditempatkan dalam tahanan rumah oleh putranya, Putra Mahkota MbS, dalam gerakan pembersihan antikorupsi. Tahun 2017 adalah tahun MbS diangkat menjadi putra mahkota menggantikan posisinya sepupunya, Pangeran Mohammed bin Nayef (MbN)—yang menurut media-media Barat itu terjadi dalam “kudeta istana”.
Menurut laporan NBC News, mengutip sumber yang tak disebutkan namanya, Pangeran MbS saat itu disebut-sebut melarang sang ibu bertemu dengan Raja Salman dan menyembunyikan keberadaannya dari publik selama dua tahun.
Alasannya, menurut laporan tersebut, karena MbS khawatir sang ibu akan menggagalkan upayanya memperkuat kekuasaan. Para pejabat dan mantan pejabat Amerika Serikat saat itu mengatakan kepada NBC News bahwa informasi intelijen menunjukkan MbS berusaha mejauhkan Putri Fahda dari Raja Salman dan sorotan publik setidaknya sejak 2016.
Para sumber mengatakan istri ketiga Raja Salman menganggap kerajaan bisa terpecah jika MbS tetap menjadi penerus takhta. Karena itu, MbSmenjauhkannya dari sang raja. Saat melakukannya, kata para sumber, MbS masih menjadi wakil putra mahkota. Dia baru diangkat sebagai putra mahkota pada pertengahan 2017.
Para pejabat Arab Saudi membantah klaim intelijen AS dan laporan media-media Barat.
Profil Putri Fahda binti Falah Al-Hithlain
Putri Fahda, yang diperkirakan lahir tahun 1965, adalah anggota suku Ajman. Ibunya adalah Munira binti Abdullah, dan leluhurnya termasuk pemimpin suku Ajman, Rakan dan Dhaydan bin Hithlain.
Fahda menikah dengan Raja Salman pada tahun 1984. Dia 30 tahun lebih muda dari sang raja.
Dia memiliki enam orang anak dengan Raja Salman, yakni Putra Mahkota dan Perdana Menteri Mohammed bin Salman, Pangeran Turki bin Salman, Menteri Pertahanan Pangeran Khalid bin Salman, Pangeran Nayef bin Salman, Pangeran Bandar bin Salman, dan Pangeran Rakan bin Salman. Putra tertua keduanya, Turki, adalah seorang pengusaha.
Pangeran Khalid, putra tertua ketiganya, adalah Menteri Pertahanan. Pangeran Bandar adalah kepala Garda Kerajaan yang menangani keamanan pribadi Raja dan Putra Mahkota.
Sisi Lain Putri Fahda
Laporan lain dari laman House of Saud bertentangan dengan klaim intelijen AS tentang sosok Putri Fahda.
Ketika Putri Fahda menikah dengan Raja Salman, bukan hanya sekedar bersatunya dua orang tapi juga dunia yang berbeda.
Pernikahan itu bukan sekedar kebetulan; itu adalah aliansi strategis yang dirancang dengan cermat.
Keputusan Raja Salman untuk menikahi Putri Fahda merupakan sebuah langkah politik yang cerdik, sebuah cara untuk membentuk hubungan antara kelas suku dan kerajaan di Arab Saudi. Warisan Badui yang dibawa Putri Fahda memberi Raja Salman saluran menuju jantung elemen konservatif di Kerajaan—sebuah lapisan masyarakat yang terpecah antara tarikan tradisi dan dorongan menuju modernitas.
Persatuan ini bukan sekadar perkawinan; ini adalah perpaduan strategis antara dunia yang akan memiliki dampak jangka panjang pada keluarga kerajaan Saudi.
Pengaruh Putri Fahda tidak hanya sekadar menjadi istri seorang raja; dia adalah ibu dari seorang pemimpin yang mewujudkan sifat ganda Arab Saudi—progresif namun konservatif, penuh perhitungan namun berani.
Putra Mahkota Mbs telah menjadi kekuatan besar dalam politik Saudi. Visi 2030 yang ambisius dan peran Saudi yang kontroversial dalam perang Yaman telah menuai tepuk tangan dan kritik. Dalam membentuk kebijakan nasional dan internasional, peran nasihat Fahda diam-diam hadir di mana-mana.
Meskipun perannya sebagian besar masih tersembunyi dari pandangan publik, orang dalam berpendapat bahwa pengaruhnya terhadap putranya sangatlah besar.
Laman House of Saud mengungkap sederet peran rahasia Putri Fahda dalam memengaruhi kebijakan Pangeran MbS.
Menurut situs tersebut, istri Raja Salman itu merupakan tokoh penting namun bersifat pribadi di Arab Saudi, yang memengaruhi bidang politik dan sosial kerajaan. Meskipun tidak diakui secara publik, Putri Fahda disebut sebagai penasihat dalam reformasi besar-besaran di negara tersebut, khususnya yang berkaitan dengan hak-hak perempuan.
Bagaimana Putri Fahda Memengaruhi Pangeran MbS?
Menurut situs tersebut, Putri Fahda berperan sebagai penasihat putranya, Putra Mahkota MbS, khususnya dalam masalah sosial dan budaya.
Kekuatan perkataan seorang ibu sering kali tersembunyi, namun pengaruhnya terlihat melalui keputusan yang diambil di ruang rapat dan diskusi diplomatik.
Putri Fahda mengambil peran sebagai penasihat, bertindak dengan sikap diam yang strategis. Meskipun dia menghindari pusat perhatian, kebijaksanaannya tercermin dalam pilihan yang dibuat oleh suami dan putranya.
Misalnya saja, selama terjadinya pembersihan besar-besaran di Arab Saudi pada tahun 2017, Putri Fahda bukan sekadar pengamat. Dia dilaporkan merupakan sosok yang tenang namun kuat, dan memberikan nasihat mengenai perombakan yang akan mengguncang inti pemerintahan Saudi dan berdampak ke seluruh Timur Tengah.
Wanita itu juga sangat terlibat dalam kegiatan filantropi di Arab Saudi, terutama yang berfokus pada pendidikan dan kesehatan perempuan.
Sosok Putri Fahda jarang disorot media karena dia sengaja merahasiakan perannya untuk menjaga martabat dan kekuasaan dari posisinya yang berpengaruh, dan menghindari pengawasan publik.
Pengaruhnya, khususnya sebagai aktivis perubahan sosial dan pemberdayaan perempuan di Arab Saudi, kemungkinan besar akan menjadi warisan abadi di kerajaan tersebut.